Letkol Eddie Soekardi adalah uwa (kakak dari ibu) Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto.
Kalian generasi Y dan Z Sukabumi pasti sudah banyak tahu tentang peristiwa sejarah pertempuran Bojongkokosan, ya. Kalian juga mungkin sebagian sudah tahu tentang sosok di balik peristiwa yang terjadi 9 Desember 1945, bernama Letnan Kolonel Eddie Soekardi.
Nah, bagi kalian yang belum tahu, ini lima fakta tentang pemimpin para pejuang Sukabumi melawan pasukan Sekutu pimpinan Inggris pada peristiwa pertempuran Bojongkokosan. Pengetahuan ini penting agar kita tidak ahistori terhadap sejarah Sukabumi.
1. Putra tertua dari RH Didi Soekardi
Letkol Eddie Soekardi kelahiran Sukabumi pada tanggal 18 Februari 1916. Beliau adalah putra pertama dari pejuang kemerdekaan Indonesia asal Sukabumi, Raden Haji (RH) Didi Soekardi. Anak turun RH Didi Soekardi banyak berkiprah secara nasional dan lokal Sukabumi. Selain Eddie, adiknya juga ada yang menjadi salah satu pemimpin perang Bojongkokosan bernama Mayor Hary Soekardi.
Adik Eddie lainnya bernama Gandhi Soekardi berkiprah di dunia pers. Ia menjadi wartawan melanjutkan passion ayahnya RH Didi Sukardi yang pernah menerbitkan koran tempat para pemikir kemerdekaan menyampaikan ide-idenya, bernama “Oetoesan Indonesia.”
Lalu, ada adik perempuannya Eddie bernama Hartini Soekardi, yang merupakan ibu dari Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Masih banyak lagi nama terkenal lain yang merupakan keturunan RH Didi Soekardi.
BACA JUGA:
Film ini dibuat zaman Belanda, nomor 5 produsernya wartawan asal Sukabumi
Si Jampang urang Sukabumi bukan orang Betawi, ini 5 faktanya
2. Komandan Resimen III TKR
Saat tentara Sekutu di bawah pimpinan Inggris hendak menuju Bandung untuk menguasainya, mereka terpaksa harus melewati jalur Bogor-Sukabumi-Cianjur. Kala itu, Letkol Eddie Soekardi menjadi Komandan Resimen III TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang membawahi Bogor, Sukabumi dan Cianjur pada periode 1945-1946.
Singkat cerita, Eddie berhasil menyusun strategi yang membuat tentara Inggris (yang berpengalaman di perang Burma, Malaya, dan Singapura) kocar-kacir di sepanjang jalur Bojongkokosan, Sukabumi, Cianjur pada periode Desember 1945-Maret 1946.
BACA JUGA: Tionghoa Sukabumi penerjemah Bung Karno, 5 hal mengenal Szetu Mei Sen
3. Tentara dibantu berbagai laskar rakyat
Menurut cerita Eddie, pertempuran Bojongkokosan takkan bisa dilakukan dengan gemilang tanpa bantuan rakyat. Faktanya, TKR kala itu bergabung dengan berbagai laskar, di antaranya Laskar Hizbullah dan Sabilillah, Pesindo, Lasykar BBRI (Barisan Banteng Republik Indonesia), dan lain-lain.
Salah satu tokoh laskar yang sangat pemberani menurut Eddie Soekardi bernama Soeroso. Ia adalah pemimpin Laskar BBRI (Barisan Banteng Republik Indonesia) cabang Cianjur-Sukabumi. Ia dan pasukannya menyerang secara gencar tentara Inggris yang menggunakan tank Sherman, panser, brencarrier, dan truk-truk berisi pasukan hanya menggunakan bom molotov sederhana.
4. Inggris mengaku kewalahan melawan para pejuang Sukabumi
Hebatnya perlawanan para pejuang Sukabumi terhadap tentara Sekutu pun diakui oleh perwira militer Inggris kala itu. Menurut Eddie Soekardi, Inggris mengakui ketangguhan para pejuang Indonesia di sepanjang Sukabumi-Cianjur-Bandung. Demikian diungkap oleh seorang perwira Inggris bernama Kolonel A.J.F. Doulton dalam bukunya berjudul “The Fighting Cock: The Story of The 23rd Indian Division.”
Dalam The Fighting Cock, Doulton bercerita tentang seramnya “neraka Sukabumi-Cianjur bagi militer Inggris” itu. “Inilah Perang Jawa sesungguhnya bagi kami,” tulis Doulton.
Sebegitu parahnya kekalahan Inggris sehingga, kata Eddie, parlemen Inggris menyayangkan jatuhnya korban: ratusan serdadu gugur, ratusan luka-luka, serta 150 kendaraan tempur hancur (termasuk tank Sherman yang terkenal legendaris dalam Perang Dunia II).
BACA JUGA:
Gaess, ini dia 5 orang Belanda yang punya kedekatan dengan sejarah Sukabumi
Mesti tahu nih Gaess, 1 jaksa agung dan 4 menteri asal Sukabumi
5. Eddie menaklukkan pemberontakan PKI Kedu
Usai menaklukkan Inggris di Sukabumi, karier militer Eddie pun melesat. Ia sempat menjabat Kepala Staf Brigade Guntur di Tasikmalaya, lalu menjadi Komandan Brigade 14 Divisi Siliwangi dan sukses memadamkan perlawanan Front Demokrasi Rakyat Partai Komunis Indonesia (FDR PKI) di Kedu, Jawa Tengah.
Usai perang kemerdekaan dan Indonesia merdeka penuh, Eddie sempat menjadi panglima di Kalimantan. Dia mengakhiri kariernya sebagai tentara pada 1957 dengan pangkat kolonel. Seterusnya, ia bergerak di dunia bisnis menekuni usaha pengembangan bunga anggrek di Bandung.
Pada 5 September 2014, Letkol Eddie Soekardi menghembuskan napas yang terakhir di Bandung. Kendati tak banyak orang tahu mengenai perjuangannya, namun sejarah mencatat dia merupakan salah satu komandan gerilyawan Indonesia yang disegani militer Inggris pada tahun 1946.
Sebagai generasi muda Sukabumi, kalian mesti ngeh soal beliau, Gaess! (dari berbagai sumber)