Massimo keturunan Sultan Bima, A.A. Siradjuddin!
Kita orang Indonesia boleh lah berbangga dengan fakta sejarah bahwa tim nasional sepak bola kita pernah sekali berpartisipasi dalam Piala Dunia FIFA, yakni pada tahun 1938 di Perancis dengan nama Hindia Belanda. Hebohnya lagi nih, Hindia Belanda alias Indonesia waktu itu tercatat sebagai tim Asia pertama yang berlaga dalam Piala Dunia FIFA.
Nah, selepas itu, dari tahun ke tahun sampai sekarang, Indonesia hanya jadi penonton saja. Jangankan menembus putaran final, untuk lolos dari pra-kualifikasi di level Asia Tenggara saja timnas kita setengah mati berjuang. Tinggallah kini mimpi melihat timnas Indonesia di Piala Dunia bak mimpi yang nampaknya takkan pernah kesampaian.
Tapi, You Gaess gak perlu berkecil hati. Selalu ada hiburan yang bisa diklaim. Salah satunya dengan membanggakan pemain keturunan Indonesia yang ikut berlaga di Piala Dunia. Ingat dulu ada Giovanni van Bronckhorst yang berhasil mencatatkan 107 caps untuk timnas Belanda dan bermain di 3 Piala Dunia, tahun 1998, 2006 dan 2010.
BACA JUGA: Ultras Serie A Sukabumi, ini dia round up rumor 5 klub papan atas Italia
Nah, menjelang Piala Dunia Rusia 2018 yang bakal kick off tanggal 14 Juni, harapan pencinta sepakbola Indonesia untuk melihat pemain keturunan Indonesia yang berlaga di Piala Dunia sempat mengecil setelah Radja Nainggolan tak masuk timnas Belgia. Untungnya masih ada Massimo Luongo, bek sayap timnas Australia.
Siapakah Luongo? Ini 5 hal tentang Luongo yang patut kamu ketahui, Gaess!
1. Bapak Italia, ibu Indonesia, lahir di Sydney
Massimo Luongo lahir dari ibu asal Indonesia bernama Ira dengan ayah berdarah Italia bernama Mario Luongo. Pemilik nama lengkap Massimo Corey Luongo itu lahir di Sydney, pada 25 September 1992.
2. Keturunan Sultan Bima
Ibu dari Massimo Luongo adalah Ira, wanita asli Indonesia berdarah asli Dompu. Sebuah kota kecil di tengah Pulau Sumbawa. Dompu adalah sebuah daerah bekas Kerajaan yang telah eksis sejak Abad 14. Sempat berada di bawah kekuasaan Majapahit, Dompu mengalami revolusi sejak kedatangan agama Islam. Namun sejak letusan Tambora pada tahun 1815, Kejayaan Dompu musnah tak tersisa. Hampir tidak ada penduduknya yang bertahan hidup kecuali segelintir orang termasuk Sang Sultan.
Massimo Luongo mengaku masih memiliki darah Bima. Bima yang dimaksud tentu saja Dompu. Dalam berita-berita yang dimuat media di Australia, Massimo Luongo mengaku bahwa ibunya adalah puteri dari A.A. Sirajuddin, seorang Sultan di Bima. Ia mengatakan bahwa kakeknya adalah seorang diplomat yang pernah menjadi dubes RI. Ia juga mengaku memiliki banyak keluarga di Bima.
A.A. Sirajuddin yang dimaksud Luongo adalah Abdul Azis Sirajuddin bin Abdullah Sirajuddin bin M. Sirajuddin. Ia adalah cucu dari Sultan legendaris Dompu, yakni Sultan Muhammad Sirajuddin yang bergelar Manuru Kupa. Sultan Dompu ke-20 ini dibuang oleh Belanda ke Kupang – NTT karena pembangkangannya. Beliau memiliki putera-puteri di antaranya Abdul Wahab Sirajuddin, Abdullah Sirajuddin, Abdurrasul Sirajuddin, serta dua puteri yang biasa disapa Uma Tari dan Uma Tene.
BACA JUGA: Gen Y Sukabumi, cek kuy penampakan 5 handphone pertama merek terkenal
3. Dari Tottenham ke QPR
Luongo adalah salah satu pemain timnas Australia yang bermain di luar Australia. Bek sayap yang juga kerap bermain sebagai gelandang direkrut klub top Inggris, Tottenham Hotspur pada tahun 2011. Ia lalu dipinjamkan ke Ipswich Town dan Swindon City, sebelum akhirnya bergabung dengan klub Championship Inggris, Swindon Town di tahun 2013. Terakhir, pada tahun 2015, Luongo bergabung dengan klub Championship lainnya, Queens Park Rangers (QPR).
Sebelumnya, Luongo kecil belajar sepakbola dari sekolah sepakbola di Sydney, yaitu APIA Leichhardt Tigers.
4. David Beckham dari Australia
Massimo mengawali karier di timnas Australia pada tahun 2011 di mana ia bermain untuk timnas Australia U-20. Setelah itu, Luongo menjadi bagian timnas Australia senior pada tahun 2014.
Awal tahun 2018, Massimo pernah dinobatkan sebagai Most Valuable Player (MVP) atau pemain terbaik di ajang Asian Cup, setelah mencetak gol fantastis di babak final. Massimo memang terkenal dengan tendangannya. Bahkan manajer Swindon Town, Mark Cooper pernah melabeli Massimo sebagai David Beckham dari Australia.
BACA JUGA: Januari-Mei, sepuluh warga Kabupaten Sukabumi ditangkap polisi karena 5 kasus ini
5. Tolak gabung Juventus demi Australia
Massimo Luongo sangat bangga dengan negaranya, Australia. Namun demikian ia juga sangat mencintai negara asal ayah dan ibunya, Italia dan Indonesia.
Tanda bukti kecintaan Luongo terhadap Australia salah satunya ketika ia menolak usulan ayahnya untuk bergabung dengan sekolah sepakbola Juventus. Untuk diketahui, ayah Massimo adalah orang Italia asal kota Turin. Kota Turin adalah basis klub nomor satu Italia, Juventus.
Nah, kalian gen Y Sukabumi sepakbola lovers, yuk kita tunggu aksi Massimo bersama timnas Australia. FYI, timnas Australia tergabung di grup C bersama Perancis, Peru, dan Denmark. Laga perdana Australia melawan Perancis, Sabtu 16 Juni pukul 17.00 WIB. (dari berbagai sumber)