sukabumiXYZ.com
No Result
View All Result
  • NEWS
  • SPORTS
  • LIFE & STYLE
  • POLITICS
  • TECHNO & SCIENCE
  • INFOGRAPHIC
  • INTERVIEW
  • XYZPEDIA
  • KIPAHARE
  • FIXZY
  • NEWS
  • SPORTS
  • LIFE & STYLE
  • POLITICS
  • TECHNO & SCIENCE
  • INFOGRAPHIC
  • INTERVIEW
  • XYZPEDIA
  • KIPAHARE
  • FIXZY
No Result
View All Result
sukabumiXYZ.com
No Result
View All Result
Home FEATURED

Menyapa saksi sejarah perjalanan Tionghoa di Sukabumi

Egi GP by Egi GP
12 February 2019
in FEATURED, KIPAHARE
1
Menyapa saksi sejarah perjalanan Tionghoa di Sukabumi
599
SHARES
4.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Dalam buku 100 tahun Vihara (Klenteng) Widhi Sakti, Sekitar tahun 1910 di Kota Sukabumi terjadi wabah penyakit kolera.

Jika kita sering melewati Odeon, pasti akan melihat sebuah klenteng megah berhias Naga, itulah Vihara Widhi Sakti, sebuah vihara tertua di Sukabumi.

Kali ini Relawan Pelestari Cagar Budaya (RPCB) Kipahare bersama Kuliner Kipahare Sukabumi (Kukis) mengunjungi dan menggali tentang sejarah vihara tersebut yang berhubungan langsung dengan sejarah warga Tionghoa di Sukabumi.

Konon, dulu Vihara Widhi Sakti ini bernama Kelenteng Bie Hian Kong. Hian atau Han berasal dari nama Dewa Han Tan Kong. Patung Dewa Han Tan Kong, berasal dari Tiongkok yang dibawa seorang bermarga Thung, patung tersebut diyakini sebagai dewa pelindung.

Nah, kali ini RPCB Kipahare dan Kukis (baca: Kukis keren bingits! Emak-emak XYZ Sukabumi hobi masak dan nyari duit ngumpul di sini).

View this post on Instagram

A post shared by SukabumiXYZ.com (@sukabumixyz_com)

dalam kegiatan Telusur Mingguan (Telmi) mencoba mengunjungi dan menelusuri bagaimana sejarah vihara tersebut yang ternyata berhubungan dengan Sejarah Tionghoa.

Kuy kita cek lima faktanya, Gaess:

1. Masuknya orang Tionghoa ke Sukabumi

Belum diketahui pasti sejak kapan orang Tionghoa masuk pertamakali ke Sukabumi, menurut Irman Firmansyah dari Soekaboemi Heritages, yang sedang menulis buku Perjalanan Masyarakat Tionghoa Sukabumi, menyebutkan bahwa seorang pendakwah Islam berdarah Tionghoa bernama Raden Qudratullah juga ada kuburannya di Pelabuhanratu.

Secara umum catatan kedatangan yang terekam dalam dokumen kolonial adalah pada masa Hindia Belanda, terutama dalam sensus tahun 1821, tercatat ada empat orang Tionghoa, laki-laki, wanita dan dua anak tinggal di Cikole.

Tahun 1843 Tan Soeij Tiong membeli konsesi perkebunan Sinagar untuk dijadikan perkebunan teh Cina, dimungkinkan dia juga membawa para pekerja Tionghoa. Tahun 1864 tercatat ada 98 orang Tionghoa di Sukabumi, tersebar di Gunungparang, Ciheulang, dan Cicurug.

Perkebunan Sinagar yang termasuk Distrik Ciheulang kemudian mengalami kemajuan di bawah kepemilikan EJ Kerkhoven sejak 1880 yang juga mempekerjakan mandor Tionghoa, bahkan memperistri orang Tionghoa bernama Goeij La Nio.

Sejak dibangun jalur kereta api pada 1882, semakin banyak orang Tionghoa masuk membentuk perkampungan Cina (Chinatown) sehingga mencapai 2.100 orang hingga 1905. Pada saat itu aktivitas keagamaan orang Tionghoa di Sukabumi berada di rumah-rumah yang disepakati. Salah satu tempat ibadah diantaranya adalah di Jalan Pelabuhan II.

2. Membantu menangkal wabah kolera di Sukabumi

Dalam buku 100 Tahun Vihara (Klenteng) Widhi Sakti, Sekira 1910 di Kota Sukabumi terjadi wabah penyakit kolera sangat berat hingga para dokter tidak sanggup menanganinya. Akibatnya, banyak mayat bergelimpangan di jalan.

Banyak orang yang menolong di antaranya Nyonya Zecha istri Kapitan Sim Keng Koen, Kapitan pertama di Sukabumi. Thung Hoat Tiat bersama beberapa temannya, berinisiatif meminta bantuan Thung Ni di Bogor dan berhasil meminjam patung Dewa Han Tan Kong yang dibawa dengan kereta api, untuk menangkal wabah tersebut.

Selanjutnya, dengan alasan Dewa Han Tan Kong diyakini telah menolong mengatasi wabah kolera, warga Tionghoa di Sukabumi menginginkan agar patung dewa tersebut tetap berada di Kota Sukabumi.

Keluarga Thung di Bogor dan Sukabumi akhirnya “menyerahkan” keputusan kepada Dewa Tan dengan cara menggunakan ciamsi, batang bambu untuk meramal, dan hasilnya ciamsi memilih untuk tetap di Sukabumi.

BACA JUGA:

Transformasi lambang Kota Sukabumi dari era Hindia Belanda hingga Indonesia merdeka

Film ini dibuat zaman Belanda, nomor 5 produsernya wartawan asal Sukabumi

Tionghoa Sukabumi penerjemah Bung Karno, 5 hal mengenal Szetu Mei Sen

3. Tradisi mengarak Kongco dalam Cap Go Meh

Kongco kemudian ditempatkan di daerah Gudang Balok (Gang Murni, Jalan Pelabuhan II). Kemudian berdatangan warga bersembahyang kepada Kongco serta berdoa memohon keselamatan dan keberkahan. Saat itu juga masih banyak orang yang menguasai ritual Kitang (ritual menggunakan darah yang ditulis di atas kertas siukim) untuk menolong umat.

Dalam proses pengobatan masyarakat, Kongco menginginkan rupangnya digotong mengelilingi Kota Sukabumi untuk mengusir roh jahat yang mengganggu penduduk. Kongco diarak melalui rute Selatan Jl Pelabuhan II bawah (simpang) – sekarang daerah Bank Supra, timur Jl. Ciaul, utara Jl. Selabintana, barat Jl. Jendral Sudirman, Degung.

Di daerah empat penjuru itu kemudian ditanami masing-masing kepala sapi sebagai tumbal untuk melindungi kota Sukabumi dari roh-roh jahat. Akhirnya wabah berangsur-angsur hilang dan sejak saat itu Kongco diarak keliling Kota Sukabumi dalam acara Cap Go Meh.

4. Awal mula didirikannya klenteng

Dalam wawancara Mely G. Tan dengan anak Thung Hiat Tiat sekira 1956-1957, pada 1911 terjadi hujan angin di daerah Gudang Balok. Angin mencabut sebatang pohon bambu yang kemudian terbang dan menancap di daerah pesawahan (Jl, Pejagalan, tempat vihara berdiri sekarang). Konon, hal itu merupakan penanda bahwa Kongco ingin memilih tempat sendiri.

Akhirnya mulai dibangun klenteng di tempat tersebut, sementara dalam masa pembangunan, patung dewa disimpan di rumah Thung Hoat Tiat, sebuah rumah petak kecil di Jl. Plabuan II. Setelah kelenteng berdiri pada 1912 dan patung dipindahkan. Sebagai penghormatan dinamakan Klenteng Bie Hian Kong.

Menurut Bambang, pengurus yayasan di Vihara Widhi Sakti, klenteng ini sudah mengalami tiga kali renovasi sehingga bentuknya berubah total dari bentuk asli pertamakali. Bangunannya sudah meluas ke belakang dan bertingkat, sementara rupangnya sudah dibuatkan duplikat karena sudah rusak.

Waktu zaman orde baru, namanya berubah menjadi Vihara Widhi Sakti.

5. Simbol keragaman dan toleransi

Vihara ini menjadi simbol keragaman di Kota Sukabumi mengingat sudah lebih dari 200 tahun orang Tionghoa menghuni wilayah ini. Pada awalnya orang Tionghoa tinggal di Chinesekamp, Jl. Ahmad Yani sekarang, namun sesudah berdirinya klenteng, banyak yang mulai tinggal di sekitar klenteng.

Peduduk yang mayoritas Muslim sudah lama berinteraksi dengan masyarakat Tionghoa di sini dan hidup berdampingan. Secara sosial mereka berhubungan dalam perdagangan, mengingat kebanyakan profesi warga Tionghoa adalah pedagang.

Ada masyarakat muslim yang bekerja di toko Tionghoa atau berjualan di sekitar klenteng seperti tukang cakwe gado-gado, nasi kuning, dan sekoteng.

Di belakang Klenteng juga berdiri mushola, bahkan sebuah masjid dekat Lapang Danalaga dan Gang Murni menjadi tanda toleransi yang baik. Salah seorang mualaf Tionghoa juga membuka praktek dokter di seberang vihara. Bahkan, banyak pemuda Muslim mengikuti olahraga kungfu di vihara dan menjadi pemain barongsay.

Menjelang imlek Vihara juga menyalurkan bantuan bagi masyarakat tidak mampu, seperti beras sebanyak 5 kg per orang, dan bantuan lainnya.

Selama menerima kunjungan RPCB dan Kukis, keramahan nampak selalu terpancar dari para pengurus vihara dan masyarakat sekitar.

Keren kan, Gaess, toleransi warga Sukabumi?

Sekali-sekali mampirlah ke Odeon, bisa sekadar berbelanja, wisata kuliner, sekaligus mengunjungi vihara untuk menyapa bangunan saksi sejarah perjalanan Kota Sukabumi yang kita cintai ini. Tentunya dengan izin pegurusnya.

Tags: #Kipahare#KotaSukabumi#Life#Sejarah#SejarahSukabumi#Sukabumi#SukabumiKeren
Share240Tweet150

Related Posts

5 Fakta Rita Tila, Pedagang Gorengan di Terminal Nagrak Sukabumi, Dosen hingga Sinden 4 Benua

5 Fakta Rita Tila, Pedagang Gorengan di Terminal Nagrak Sukabumi, Dosen hingga Sinden 4 Benua

by admin
7 January 2024
0

sukabumixyz.com l Rita Tila dikenal sebagai penyanyi lagu Sunda yang memiliki suara emas. Gak heran kan kalau doi sudah mengoleksi...

Connie Rahakundini Bakrie

Gen XYZ Tahu Gak? 5 Fakta Pengamat Militer dan Intelijen Connie Bakrie Punya 3 Anak dari Pria Sukabumi

by Feryawi
6 January 2024
0

Gen XYZ Tahu Gak? 5 Fakta Pengamat Militer dan Intelijen Connie Bakrie Punya 3 Anak dari Pria Sukabumi

Fajri asal Warungkiara Sukabumi dan Aditya Putra asal Blitar, Jawa Timur, tersangka TPPO menjual tubuh istrinya melalui aplikasi Michat. l Istimewa

Kok Mau ya Gaess? 5 Fakta Pria Warungkiara Sukabumi Lacurkan Istri Fee Rp50 Ribu dan Merasa Diuntungkan

by Bagea Awi Dan Heni
29 December 2023
0

sukabumixyzcom l Beneran malu-maluin nama daerah nih ya Gaess. Kok bisa seorang suami asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menjual tubuh...

KA Siliwangi Relasi Sukabumi-Bandung. l Istimewa

Bonus View Indah Cuma Rp5 Ribu, 5 Info Buat Gen XYZ Sukabumi ke Bandung atau Garut Naik Kereta

by Feryawi
26 June 2023
0

sukabumixyz.com l Siapa sih Gen XYZ Sukabumi yang gak suka naik kereta api (KA)? Naik KA memang menyenangkan ya Gengs....

Aulia Suci Nurfadila. l Instagram @auliasuciii21

Aulia Suci Nurfadila Nih Gengs, Intip 5 Foto Bidadari Voli Timnas asal Sukabumi

by Bagea Awi Dan Heni
24 June 2023
0

sukabumixyz.com l Gelaran SEA Games Kamboja 2023 memang telah lama usai ya Gengs. Tentunya kalian juga sudah tahu bahwa banyak...

Load More

Comments 1

  1. Wahyu Pribadi says:
    5 years ago

    Tahun 1843 Tan Tiong Soeij belum lahir dan tidak pernah memiliki perkebunan teh. Di tahun 1843 belum ada marga Tan yang memakai nama Tiong dan umumnya memakai nama Goan. Tan Tiong Soeij pernah menjalani profesi sebagai distributor Teh untuk wilayah Bogor sekitar tahun 1920 – 1923. Keahlian beliau adalah arsitek bangunan.

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gaess, ini 5 cerita tentang teluh Jampang Sukabumi dan cap seram dunia hitam

Gaess, ini 5 cerita tentang teluh Jampang Sukabumi dan cap seram dunia hitam

13 April 2021
Gengs, nih 5 model rambut pendek cowok buat Gen Y Sukabumi

Gengs, nih 5 model rambut pendek cowok buat Gen Y Sukabumi

17 April 2021
Gen Y Sukabumi mesti tahu nih, legenda 5 Embah di Jampang Surade

Gen Y Sukabumi mesti tahu nih, legenda 5 Embah di Jampang Surade

18 April 2021
Gen Y Sukabumi mesti tahu nih, legenda 5 Embah di Jampang Surade

Ini 5 Petilasan Penyebar Islam di Surade Sukabumi yang Dikeramatkan

10 January 2020
Dulu Secapa sekarang Setukpa, ini 5 periode sejarah sekolah perwira polisi Sukabumi

Dulu Secapa sekarang Setukpa, ini 5 periode sejarah sekolah perwira polisi Sukabumi

1 July 2023
Satu hari di PT CDB Cidahu Sukabumi, ini 5 fakta kerja di pabrik garmen itu menyenangkan

Satu hari di PT CDB Cidahu Sukabumi, ini 5 fakta kerja di pabrik garmen itu menyenangkan

14
5 catatan sejarah masa perjuangan dari Tour Sejarah ke Takokak, gen XYZ Sukabumi wajib tahu

5 catatan sejarah masa perjuangan dari Tour Sejarah ke Takokak, gen XYZ Sukabumi wajib tahu

9
Ada lowongan kerja di PT L&B Indonesia Sukabumi nih, cek 5 infonya kuy

Ada lowongan kerja di PT L&B Indonesia Sukabumi nih, cek 5 infonya kuy

7
Ada “bulan hantu” mengelilingi Bumi, ini 5 info gen XYZ Sukabumi mesti tahu

Ada “bulan hantu” mengelilingi Bumi, ini 5 info gen XYZ Sukabumi mesti tahu

6
5 fakta makanan mengejutkan, warga Sukabumi mungkin baru tahu

5 fakta makanan mengejutkan, warga Sukabumi mungkin baru tahu

4
Waspada ya Gengs, ada Palabuhanratu Sukabumi dalam 5 wilayah terdampak gempa megathrust prediksi BMKG

Waspada ya Gengs, ada Palabuhanratu Sukabumi dalam 5 wilayah terdampak gempa megathrust prediksi BMKG

17 August 2024
Ponpes Darul Habib Sukabumi

Tiga di Sukabumi, Gen XYZ Wajib Tahu Ada Al Zaytun di Daftar 5+10 Ponpes Terbaik di Jawa Barat

12 January 2024
5 Fakta Rita Tila, Pedagang Gorengan di Terminal Nagrak Sukabumi, Dosen hingga Sinden 4 Benua

5 Fakta Rita Tila, Pedagang Gorengan di Terminal Nagrak Sukabumi, Dosen hingga Sinden 4 Benua

7 January 2024
Connie Rahakundini Bakrie

Gen XYZ Tahu Gak? 5 Fakta Pengamat Militer dan Intelijen Connie Bakrie Punya 3 Anak dari Pria Sukabumi

6 January 2024
Alblen Filindo Fabe. l @alblenfabe

5 Fakta Alblen Filindo Fabe, Aktor dan VJ MTV asal Sukabumi Jadi Bos Cleaning Service di Australia

6 January 2024
  • Privet Sukabumi, Prancis termahal Swedia termurah, 5 unik perempatfinal Piala Dunia
  • Habis Keraton Sejagat lalu Kekaisaran Sunda, 5 heboh Gen SukabumiXYZ sudah tahu?
  • Jangan ngaku pernah ke Cibadak Sukabumi kalau belum cicipi Ayam Geprek Bah Dadan
  • Pembunuhan di Cibadak Sukabumi terungkap, ini 5 info kronologisnya

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi

© 2021 SukabumXYZ

No Result
View All Result
  • NEWS
  • SPORTS
  • LIFE & STYLE
  • POLITICS
  • TECHNO & SCIENCE
  • INFOGRAPHIC
  • INTERVIEW
  • XYZPEDIA
  • KIPAHARE
  • FIXZY

© 2021 SukabumXYZ