*The previous chapter: #FixzySukabumi: Bajingan Bertato Ular (Chapter 18): Perjumpaan dengan Brenda Birsch
————————————————————————
Grace, wanita pembunuh bayaran paling ditakuti di New York mencari lelaki bertato ular yang telah membunuh adik dan ibunya. Dunia hitam New York dibuatnya kalang kabut, tak satu pun bajingan di kota berjuluk Big Apple itu lepas dari angkara murka bernama Grace.
————————————————————————
“Ternyata kau mengenaliku. Bagus, bagus,” kata Profesor Sukichi tertawa. Grace mulai menggunakan loudspeaker. Baboon, Einstein dan ketiga temannya bungkam.
“Bukankah aku sudah mengatakan padamu. Kita harus bertemu secara langsung,” suara Grace terdengar datar.
“Aku tahu, tapi aku tidak bisa,” jawab profesor Sukichi terdengar serius.
“Kenapa? Apa mereka juga mengincarmu?” tanya Grace penuh curiga. Profesor Sukichi mengela napas panjang.
“Anonymous ingin memutuskan rantai yang terhubung padanya. Arlos sudah mati. Menurutmu, siapa selanjutnya?” Profesor Sukichi memberikan pertanyaan serius. Grace menaruh kantung es di atas meja.
“Apakah salah satu dari keluarga kartel Domingo? Hanya mereka yang aku tahu terhubung dengan Shadow. Benar, kan?” Grace balik bertanya. Profesor Sukichi tertawa lagi.
“Kau cerdas, Nona,” kata Profesor Sukichi berdehem pelan.
“Jadi target selanjutnya adalah Miguel Marquez? Alias Don Marquez? Apa dia tahu bahwa dia akan disingkirkan?” Sederet pertanyaan keluar dari mulut Grace. Profesor Sukichi terdiam sesaat.
“Sepertinya Shadow tahu bahwa mereka akan disingkirkan dimulai setelah Arlos mati. Seharusnya aku yang pertama, tapi karena aku selalu bersembunyi, maka dia memajukan target, dan melewatkan aku.” Profesor Sukichi berdecak, terdengar suara tegukan dengan jelas. Grace tahu, profesor Sukichi sedang panik saat ini.
“Bagaimana jika kau membantuku menemukan Anonymous. Maka aku, akan dengan senang hati memberikan perlindungan.” Tawaran yang diberikan Grace terdengar menggiurkan. Tapi Profesor Sukichi tidak mudah percaya.
“Bagaimana kau akan melindungiku?” tanya Profesor itu meremehkan.
“Bukan hanya aku yang akan memberikan perlindungan. Tapi Royal’s Family akan ikut menjagamu,” Profesor Sukichi tercekat.
BACA JUGA:
“Ro… Royal’s Family katamu?” ujar Profesor Sukichi tergagap. Ia tidak menyangka bahwa keluarga Black Widow akan turun untuk membantu menjaganya.
“Iya,” jawab Grace singkat.
“Kau pikir aku akan percaya? Jangan bercanda anak manis. Itu tidak mungkin,” kata Profesor Sukichi meragukan perkataan Grace.
“Terserah. Itu penawaranku. Satu hal yang perlu kau ingat, aku bukan tipikal orang yang melanggar janji dan berbohong untuk kepentinganku sendiri. Lagipula, jika kau bergabung denganku, di bawah naungan Royal’s, kau dapat dengan bebas melakukan apapun yang kau mau, terkecuali untuk penciptaan mutan. Aku tidak akan pernah setuju dengan hal itu. Aku mungkin jahat, tapi aku masih manusiawi,” kata Grace sambil kembali meraih kantung es dan mengompres lebam di pipinya lagi. Sesekali ia meringis menahan sakit. Dan selama itu, profesor Sukichi terdiam.
“Aku membutuhkan lebih dari sekedar perlindungan. Aku yakin kau tahu itu,” Profesor Sukichi bersuara lagi.
“Aku tahu. Silakan pikirkan tawaranku. Akan kuberikan yang kau butuhkan. Dengan catatan, selama aku mampu memenuhinya. Hubungi aku lagi nanti, pikirkan dengan matang, ambilah keputusan yang bijak. Aku tutup teleponnya. Aku sudah lapar,” Grace menutup teleponnya. Baboon, Einstein, dan ketiga temannya memandang Grace tak percaya.
“Apa kau baru saja menutup telepon itu?” tanya Alice dengan mulut menganga. Grace mengangguk. Ia mulai melahap makanannya. Semua yang melihat hal itu menggelengkan kepalanya.
“Makanlah. Aku yakin kalian juga lapar. Kalian butuh energi untuk bersiap bertarung, dan aku butuh energi untuk menahan sakit,” seloroh Grace meringis lagi.
“Terserah. Aku rasa aku juga lapar,” ucap Kevin seraya memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Yang lain tersenyum dan mulai ikut menikmati makanannya.
*to the next chapter