Sejak tahun 2000, tercatat 1.344 penderita HIV/AIDS di Kota Sukabumi.
Penyakit HIV/AIDS rupanya masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Bagaimana tidak, penyakit yang masuk kategori belum ada obatnya ini bisa menular secara masif jika tidak diwaspadai dan dikontrol.
Nah, di Kota Sukabumi sepanjang tahun 2018 ini ODHA alias orang dengan HIV/AIDS dikabarkan bertambah sebanyak 92 kasus. Ingin tahu info selengkapnya? Simak 5 info tentang penderita HIV/AIDS di Kota Sukabumi berikut.
1. Kasus HIV/AIDS bertambah banyak di Kota Sukabumi
Jumlah kasus HIV-AIDS di Kota Sukabumi terus bertambah banyak. Dalam rentang Januari hingga awal Oktober 2018, tercatat kasus baru HIV/AIDS mencapai angka 92 kasus. Sebelumnya kasus HIV-AIDS dalam rentang Januari-Juni 2018 mencapai sebanyak 55 kasus. Artinya, dalam 4 bulan kurang (Juni-10 Oktober), penderita HIV bertambah 37 kasus.
Demikian diungkapkan Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi Achmad Fahmi seperti dikutip dari kantor berita ANTARA.
2. Data tercampur dengan Kabupaten Sukabumi
Rupanya angka 92 kasus penderita HIV/AIDS tersebut bukan hanya berasal dari warga Kota Sukabumi. Pasalnya ada warga dari luar Sukabumi yang terdata dan mendapatkan layanan kesehatan di Kota Sukabumi. Para penderita HIV/AIDS alias ODHA itu terdata dari pelayanan kesehatan di berbagai klinik, rumah sakit maupun voluntary counseling test (VCT) yang dilakukan di Kota Sukabumi.
BACA JUGA:
Masuk musim penghujan Sukabumi waspadai banjir dan longsor, ini 5 infonya
Netizen Sukabumi jangan bilang McGregor Garang kalau belum lihat 5 foto ini
Ratusan gay dan ibu rumah tangga Kabupaten Sukabumi menderita HIV/AIDS, ini 5 faktanya
3. Total ada 1.344 ODHA yang terdata
Dengan temuan baru sebanyak 92 kasus di tahun 2018, maka total kasus HIV/AIDS sejak tahun 2000 hingga sekarang menjadi 1.344 kasus. Fakta yang mencengangkan adalah khusus pada 2018 ini, dari 92 kasus baru sebanyak 22 kasus berasal dari kalangan lelaki seks lelaki (LSL) atau yang umum dikenal dengan istilah homoseksual. Bahkan dalam sebulan rata-rata ada tiga hingga enam kasus baru dari kalangan LSL.
4. Penderita HIV/AIDS banyak yang tak setia dengan pasangannya
Dari data tersebut di atas yang paling banyak temuan kasus berasal dari pasangan resiko tinggi (risti) yang tidak setia dengan pasangannya. Kelompok kedua yang risti menderita HIV/AIDS adalah kalangan lelaki seks lelaki (LSL).
5. Program “3 zero” guna tangani HIV/AIDS
Untuk melakukan upaya pencegahan dan penanganan HIV/AIDS, pihak KPA Kota sukabumi mencanangkan berbagai program pencegahan dan penanganan guna mencapai target “3 zero.” Ketiga target itu terdiri atas: tidak ada infeksi baru HIV, tidak ada kematian akibat AIDS, dan tidak ada stigma dan diskriminasi (terhadap ODHA).
KPA juga terus menerus memberikan pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya melakukan tes HIV dan melanjutkan dengan pengobatan ARV jika terdiagnosa HIV sedini mungkin. (dari berbagai sumber)