Dari 67 titik itu, detilnya 44 titik rawan longsor, 7 titik rawan banjir dan 16 titik rawan tanah amblas.
Perjalanan kereta api (KA) penumpang tujuan Bogor-Sukabumi terganggu akibat longsor di Desa Cibalung, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (02 Januari) lalu, sekitar pukul 15.30 WIB. Tak hanya satu tititk, totalnya ada 4 titik longsor di jalur lintas Bogor-Sukabumi di awal 2019 ini. Hal ini menyebabkan terganggunya perjalanan KA Pangrango.
FYI Gaess, jalur kereta api Sukabumi-Bogor rupanya rawan dengan tiga jenis musibah atau bencana, yaitu tanah longsor, banjir dan tanah amblas. Ini lima fakta yang redaksi sukabumiXYZ.com rangkum dari berbagai sumber.
1. Sebanyak 67 titik rawan bencana di jalur Sukabumi-Bogor
Fata ini diungkap Senior Manager Humas Daop 1 Jakarta, Edy Kuswoyo. Ia mengatakan bahwa ada 67 lokasi rawan longsor, banjir dan amblas diruas jalur kereta api Pangrango relasi Bogor-Sukabumi.
“Kondisi tanah yang labil dan curah hujan yang tinggi membuat beberapa titik rawan longsor, rawan bajir, rawan amblas karena memamg tanahnya labil jadi bogor sukabumi itu ada 67 titik,” kata Edy saat memantau kondisi longsor di Cibalung, Kamis (3 Januari) seperti dikutip dari Antara.
2. Longsor, banjir dan tanah amblas
Ada tiga jenis kategori bencana yang mengintip jalur kerata api Sukabumi-Bogor. Seperti dijelaskan lebih lanjut oleh Edy, bahwa dari 67 titik tersebut, 44 titik di antaranya rawan tanah longsor, 7 titik rawan banjir dan 16 titik rawan tanah amblas.
“Jadi termasuk ini (Cibalung) rawan longsor, dari Stasiun Bogor (Paledang) sampai Stasiun Batu Tulis itu rawan longsor ada 5 titik termasuk ini, sedangkan Bogor sampai maseng itu ada 31 rawan longsor,” ungkap Edy.
BACA JUGA:
Kendala dan 5 info tentang rel ganda Sukabumi-Bogor
Mahasiswa demo PT KAI Sukabumi soal tarif KA Pangrango naik, ini 5 infonya
3. Langkah antisipatif
Titik rawan bencana atau musibah sudah teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah langkah antisipatif. Menurut Edy, mengantisipasi kerawanan dan meminimalisir ataupun peringatan dini bencana alam, PT KAI rutin melakukan pengecekan jalur kereta.
“Pengecekan jalur rutin dilakukan, dan perbaikan pun kita lakukan dengan cepat, seperti yang kemarin ini kan langasung kita tangani dan perbaiki,” kata Edy.
4. Efek hujan dengan intensitas
Titik kerawanan di sepanjang jalur kereta api Sukabumi-Bogor meningkat statusnya memasuki musim hujan seperti saat sekarang ini. Longsor, banjir dan tanah amblas sangat mungkin terjadi dipicu tingginya intensitas hujan. Longsoran yang terjadi di Cibalung, Rabu lalu, sebenarnya ada dua longsoran di desa yang sama dengan longsoran yang cukup panjang mencapai kisaran 40 meter.
Untungnya seperti yang dilaporkan pihak aparat setempat, tidak ada korban jiwa dalam bencana longsor tersebut.
5. Mulai operasional lagi Jum’at kemarin
PT KAI bergerak cepat menangani kerusakan rel di Cibalung dan hari Jum’at kemarin jalur sudah operasional kembali dapat dilaui kereta. Namun demikian, sebagai antisipasi KAI mewajibkan setiap kereta yang melintas di wilayah itu mengurangi kecepatan. Laju kereta maksimal 5 kilometer per jam, dari batas normal 36-40 kilometer per jam.
PT KAI mengatakan, petugasnya bekerja ekstra memperbaiki longsor secara menyeluruh sejak malam tadi di empat titik lokasi yakni di KM 12 + 200/ 300, 11 + 00/100, 11 + 200/300 dan KM 12 + 700. Dari empat lokasi longsor, satu titik diantaranya yang paling parah. Tubuh ban amblas hingga kedalaman 7 meter dan panjang 15 meter. Akibatnya, rel mengantung di bibir Sungai Cisadane sehingga perjalanan kereta api penumpang tujuan Bogor-Sukabumi terganggu.
Semoga saja tak terjadi bencana lebih serius di jalur kerata Sukabumi-Bogor ya, Gaess! (dari berbagai sumber)