Situ Gunung tujuan para peneliti dunia sejak baheula.
Halo, sobat XYZ, puluhan komunitas se-Kota dan Kabupaten Sukabumi bikin aksi keren lho. Mereka melakukan Aksi Tanam 1000 Pohon dan Silaturahim Antarkomunitas se-Sukabumi. Aksi ini dilakukan di area wisata Situ Gunung, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Minggu (10/2/2019), tepatnya di dekat lokasi jembatan gantung terpanjang di Indonesia.
Kalian pasti sudah tahu kan, Gaess, kalau pohon itu penting bagi manusia? Konon satu pohon bisa menyelamatkan dua orang manusia. Saking pentingnya, di negara maju saja hutan-hutan sengaja dibuat di tengah kota seperti Central Park di Ney York.
Aksi keren ini disebut juga Gerakan Penghijauan, bekerjasama dengan berbagai instansi pemerintah dan swasta. Dalam kegiatan tersebut sejarah Situ Gunung-nya juga diulas oleh Irman Firmansyah dari Soekaboemi Heritages. Berikut fakta menariknya:
1. Penanaman Simbolis di Paru-paru Sukabumi
Dalam kegiatan ini memang tidak semua bibit pohon ditanam, namun secara simbolis sekitar 20-40 pohon ditanamkan melalui perwakilan instansi dan komunitas. Diharapkan akar pohon akan menangkap air sehingga ini seperti layaknya bak air dalam tanah, kemudian daun pohon menyerap karbondioksida dan melepaskan oksigen yang dibutuhkan manusia dan hewan.
Saat ini bumi sedang mengalami masalah berbahaya bagi kehidupan manusia yaitu global warming. Bahan-bahan yang mengandung gas-gas beracun misalnya seperti parfum, asap rokok, asap kendaraan bermotor, dan lainnya turut menyumbang terjadinya global warming.
Tumbuhan hijau dijadikan sebagai tempat fotosintesis demi mengurangi unsur gas berbahaya bagi manusia sudah mulai berkurang karena keserakahan manusia. Penanaman pohon akan membantu meningkatkan tumbuhan hijau sehingga Sukabumi masih mempunyai paru-paru yang sehat berupa hutan yang bersih dan sehat.
BACA JUGA:
Ribuan pohon akan miliki KTP Bandros di Sukabumi, ini 5 infonya
Gen XY Sukabumi mau usaha jualan pohon pisang bonsai? Perhatikan 5 hal ini
2. Dimotori Komunitas Baboyat
Aksi Tanam 1000 Pohon dan Silaturahim Antarkomunitas se-Sukabumi dimotori oleh Baboyat, sebuah komunitas lokal di Kadudampit yang didirikan sejak 1995. Menurut Ketua Baboyat, Boni Deep, aksi ini dilakukan dengan persiapan sekira dua bulan. Namun aksi yang dipandu MC Ndenk Fortyfive, ini cukup mendapat perhatian masyarakat.
Aksi ini pada intinya mengajak seluruh masyarakat berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikan lingkungan, mulai dari rumah sendiri, hingga lingkup lebih luas. Dalam kegiatan ini ditanam tumbuhan endemik yang terbilang jarang, seperti rasamala.
“Semoga Baboyat bisa menginspirasi semua masyarakat untuk melakukan aksi kepedulian terhadap lingkungan. Aksi penanaman 1000 pohon tidak berhenti dititik ini, tetapi diharapkan kawan-kawan di komunitas mengampanyekan gerakan menanam pohon di seluruh wilayah Sukabumi,” harap Boni.
3. Silaturahim lebih dari 40 Komunitas
Kegiatan penanaman ini diikuti secara resmi 40 komunitas yang terdaftar, serta komunitas tambahan seperti Dampal Jurig, Sukabumi Facebook, Brigez Bandung, Fachtrock, WIDAL, KPPI, Soekaboemi Heritages, Yayasan Dapuran Kipahare, Reenactor Exploe Kipahare, Relawan Pelestari Cagar Budaya (RPCB) Kipahare, Sukabumi Backpacker, Komunitas Iket Sunda, Thereagos, Karismatic, Ririwa, Acun Bomerang, Bandell, Titisan Abah, Watujah, Oi, Khivas, RGC, Drone Community, dan lainnya.
Beberapa perwakilan komunitas secara simbolis melakukan penerimaan bibit tanaman dan juga menanam di lahan yang sudah disediakan. Sisa tanaman akan disebar di wilayah lain di Sukabumi seperti Sukamaju, Cibadak, dan wilayah lainnya.
Menurut Boni, kegiatan ini sekaligus ajang silaturahim para komunitas se-kota dan kabupaten Sukabumi dan komunitas luar kota lainnya yang mendukung acara. Sebagai cerminan kebersamaan dan silaturahim ini acara kemudian diisi juga dengan ngaliwet akbar makan siang bersama seluruh komunitas.
BACA JUGA:
Kukis keren bingits! Emak-emak XYZ Sukabumi hobi masak dan nyari duit ngumpul di sini
Tumbuhan dari Khayangan dan kisah herois romantis di balik berdirinya Kota Sukabumi
4. Bekerjasama dengan instansi pemerintah dan swasta
Penanaman 1000 pohon in bekerjasama dengan beberapa instansi seperti Balai Besar TNGP, Kodim 0607 Sukabumi, perusahaan sponsor dan lainnya.
Menurut Babinsa setempat, U. Rusmana, program penghijauan ini sangat bagus karena hampir semua instansi termasuk koramil juga diminta melakukan pelestarian lingkungan, go green. Selain membantu menjaga hutan dari aksi perusakan, TNI juga membantu mensosialisasikan pentingnya hutan pada masyarakat.
“Saat ini di Kadudampit memang belum ada perusakan hutan karena selain ada polisi hutan dari TNGP, masyarakatnya juga cukup sadar menjaga kelestarian hutan ini. Penghijauan merupakan upaya memelihara dan meningkatkan kondisi alam agar terus berproduksi dan berfungsi optimal, baik sebagai pengatur tata air atau pelindung,” jelas Rusmana.
5. Situ Gunung tujuan para peneliti dunia sejak baheula
Situ Gunung sudah dikenal sejak dulu, baik karena legendanya maupun aktivitas penelitian dan wisatanya. “Mungkin semua sudah tahu mengenai kisah masyarakat tentang danau Situ Gunung yang konon dibuat oleh bangsawan Mataram yang buron ke wilayah Priangan dan menetap di lereng Gunung Gede, bernama Mbah Jalun, nama yang disematkan kepada Rangga Jagad Syahadana atas nama anaknya, Jaka Lulunta, pada sekira 1770-1841,” papar Irman.
Mbah Jalun-lah yang mengeruk tanah Situ Gunung sehingga menjadi danau dengan menggunakan kulit kerbau, untuk menunjukkan rasa syukur atas kelahiran anaknya. Konon masih ada keturunan Mbah Jalun hidup di kawasan Situ Gunung.
Warga memercayai bahwa Mbah Jalun diselamatkan dari gantungan Belanda di Alun-alun Cisaat pada 1814, lalu melarikan diri ke Bogor.
“Masih menjadi polemik apakah kisah ini hanya legenda atau nyata, mengingat hasil penelitian arkeologi bahwa sedimen Situ Gunung sudah berusia 8000 tahun. Namun, terkait nama Situ Gunung sendiri mirip degan Tasik Ardi di Banten, sebuah danau yang dibuat untuk keluarga kerajaan dan pengairan,” tambah Irman.
Dalam Poesaka Soenda keluaran 1922, dijelaskan bahwa tasik berarti situ atau talaga, ardi artinya gunung, dan Situ Ardi merupakan danau buatan.
Sedangkan dari catatan historis para peneliti dunia yang datang ke Situ Gunung, diantaranya Reindwardt (1819), Junghunn (1839), JE Teysman (1839), AR Wallace (1861), SH Koorders (1880), Treub (1891), Dr Van Leuweun (1918), CGJ Van Steenins (1920) dan Hindelbrand.
“Sementara bugalow terkait wisata air baru dibangun oleh keluarga Bartels pada 1936, sekaligus perbaikan jalan menuju Situ Gunung supaya bisa dimasuki roda empat.”
Ayo gaess jangan ketinggalan, kita juga selamatkan bumi kita dengan menanam pohon disekitar rumah dan megajak teman, saudara, keluarga untuk mencintai dan memelihara pohon.