Dengan kekalahan Tottenham dan Arsenal, peluang Chelsea finis big four membesar usai tahan imbang Manchester United (MU).
Banyak kejutan terjadi di laga pekan ke-36 English Premier League (EPL). Selain dua calon juara bersaing di puncak klasemen (Manchester City dan Liverpool), di posisi empat besar masih diperebutkan oleh empat tim raksasa lainnya (Tottenham, Chelsea, Arsenal, Manchester United). Pekan ini, dua tim Tottenham dan Arsenal secara dramatis kalah dari lawan-lawannya, West Ham dan Leicester City.
Sementara itu, MU dan Chelsea saling beradu di Old Trafford. Menyimak statistik, tuan rumah menguasai pertandingan secara keseluruhan. Dari ball possession (penguasan bola), dapat dilihat jika Paul Pogba dkk lebih menguasai pertandingan dengan 56%, berbanding 44% dikuasai Eden Hazard dkk. Namun demikian, Chelsea yang menyambangi Old Trafford sebagai penantang, diuntungkan dengan hasil imbang.
Sportizen Sukabumi mau tahu drama apa saja yang terjadi di pekan ke-36 EPL, terutama big match MU vs Chelsea? Berikut lima informasi yang dirangkum Sukabumixyz.com dari berbagai sumber.
[1] Blunder De Gea harus dibayar mahal
Drama paling tragis dari laga MU vs Chelsea yang berakhir Senin (29 April) dinihari WIB, adalah blunder yang dilakukan kipper David de Gea. Headline media Inggris pun tak ampun memberikan judud: “Lagi-lagi David de Gea bikin blunder.” Lebih mengenaskan bagi fans “Setan Merah,” kali ini harga blunder De Gea sangat mahal karena MU dalam ancaman serius gagal lolos Liga Champions musim depan.
De Gea membuat kesalahan saat dia menghalau tendangan jarak jauh Antonio Rudiger, bola malah memantul dari lengan dan dadanya. Bek kiri Chelsea, Marcos Alonso lalu berhasil menyambar bola dan menceploskannya ke dalam gawang. Insiden tersebut membuat kedudukan berubah menjadi 1-1. MU sebelumnya sudah unggul melalui Juan Mata.
Dengan hanya ada dua pertandingan tersisa, peluang MU menembus empat besar kini bertambah sulit. Pogba dkk memang berpeluang besar meraih kemenangan saat berhadapan dengan Huddersfield Town atau Cardiff City. Tapi begitu juga dengan Chelsea pada dua laga pamungkasnya.
[2] Ole tak salahkan De Gea
Walau De Gea berulang kali melakukan blunder, manajer MU Ole Gunnar Solskjaer tak menyalahkannya dan malah membelanya. Bagi Ole, MU jeblok musim ini bukan semata karena kiper. “Tidak terlalu. Saya tahu De Gea,” kata Solskjaer.
“Anda tahu, striker atau penjaga gawang selalu berada dalam sorotan. Setiap kali Anda membuang peluang, atau mencetak gol, Anda akan jadi berita yang bagus atau buruk. Kondisi yang sama terjadi pada De Gea. Dia (de Gea) bukanlah alasan kami ada di posisi enam saat ini,” tandas Ole.
BACA JUGA:
5 fakta terbaru Maung Bandung, Bobotoh Sukabumi sudah tahu?
Dari negara mana dan kapan datang? Ini 5 info pemain Asia Persib Bandung
[3] Chelsea bermain buruk
Bagaimana dengan manajer Chelsea Maurizio Sarri mengomentari laga yang berakhir imbang 1-1 itu? Sarri mengaku tidak puas. Menurutnya, Chelsea bermain sangat buruk, terutama di babak kedua. Kata Sarri, babak kedua Chelsea beberapa kali membuang peluang yang seharusnya bisa dikonversikan menjadi gol.
“Apabila saya melihat pertandingan selama 20 menit awal, saya sangat bahagia. Akan tetapi bila melihat di menit-menit terakhir di mana saat kami memiliki banyak kesempatan untuk mencetak gol pada babak kedua, maka jelas saya tidak senang,” kata Sarri.
[4] Kekalahan Tottenham dan Arsenal
Di laga lainnya, dua pesaing big four EPL, Tottenham Hotspur dan Arsenal, bernasib tak lebih baik dari MU. Tottenham secara mengejutkan dikalahkan 0-1 oleh West Ham, padahal mereka bermain di kandang. Arsenal malah lebih nahas, pasukan Unai Emery dibekuk tiga gol tanpa balas oleh Leicester City.
Dengan hasil itu, Tottenham masih bercokol di posisi tiga dengan poin 70. Sementara itu, Arsenal berkutat di posisi lima dengan poin 66. Kekalahan keduanya menguntungkan Chelsea yang harus menjalani big match dan mampu menahan imbang MU.
Nah, dengan dua laga tersisa keempat klub tak boleh kalah jika ingin finis di big four. Khusus bagi Arsenal dan MU, mereka juga harus berharap Tottenham dan Chelsea terpeleset dan kalah di dua laga tersisa. Untuk diketahui, Tottenham di dua laga tersisa akan ditantang Bournemouth dan Everton. Kedua laga itu takkan mudah bagi Tottenham, so Arsenal dan MU masih punya peluang.
Lalu, Chelsea ditantang Watford dan Leicester di dua laga sisa. Terutama Leicester, sisa laga Chelsea takkan mudah juga. Namun demikian, Arsenal masih harus memenangkan dua laga melawan Brighton dan Burnley. Dan untuk MU, mereka harus memastikan dulu menang melawan Huddersfield dan Cardiff City, sebelum berharap Tottenham dan Chelsea terpeleset.
[5] Seteru sampai akhir City dan Liverpool
Di puncak klasemen, City kini memimpin dengan poin 92 dan Liverpool 91 poin. City harus menang di dua laga sisa melawan Leicester dan Brighton untuk menjuarai EPL. Bagi Liverpool, selain M. Salah dkk harus mengalahkan Newcastle United dan Wolverhampton, juga berharap City terpeleset setdiaknya bermain satu kali imbang.
Tapi rasa-rasanya hal itu akan sulit mengingat City tinggal berkonstrasi di EPL setelah tersingkir di Liga Champions. Sementara Liverpool harus berbagi konsentrasi dengan Liga Champions di mana mereka akan ditantang Barcelona di babak semifinal.
Melihat kenyataan itu, rasanya City bakal kembali menjuara EPL. Tapi, Kopites Sukabumi jangan berkecil hati dulu. Sebelum musim berakhir, pemenang belum ditentukan. So, kawal terus pertandingan di dua sisa laga, jangan sampai terlewat serunya.
[dari berbagai sumber]