Tak hanya di Riau dan Kepulauan Riau, bencana kebakaran hutan dan lahan alias karhutla juga semakin sering terjadi di Sukabumi.
Bencana di Kabupaten Sukabumi ditaksir telah berdampak kerugian materil mencapai angka miliaran hanya dalam satu bulan, yaitu Juli 2019 lalu. Kerugian materil itu diakibatkan berbagai jenis bencana dari mulai angin puting beliung sampai kebakaran.
Gen XYZ Sukabumi mau tahu bagaimana fakta perihal itu? Berikut lima update info yang dirangkum Sukabumixyz.com dari berbagai sumber.
[1] Kerugian capai Rp1,49 M
Dilansir dari kantor berita Antara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi merilis data untuk sepanjang Juli 2019 di mana kerugian materiil yang disebabkan bencana alam mencapai Rp1,94 miliar.
“Kerugian itu dihitung dari nilai kerusakan yang disebabkan bencana kebakaran, longsor, angin kencang, gempa bumi dan kekeringan,” kata Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna, Selasa (13 Agustus).
[2] Rincian bencana dan kerugian
Secara lebih detil berdasarkan data BPBD, pada Juli lalu telah terjadi 28 kali bencana. Rinciannya adalah kebakaran sebanyak 11 kasus, angin kencang satu kasus, gempa bumi tiga kasus dan kekeringan 12 kasus. Sebagai dampaknya, untuk rumah yang rusak sebanyak 33 rusak berat, 13 rusak sedang dan 21 rusak ringan dan 67 rumah terdampak. Tak hanya itu, akibat bencana tercatat juga delapan kepala keluarga (KK) atau 36 jiwa mengungsi.
Daeng menambahkan, bencana yang menjadi penyumbang terbesar kerugian adalah kebakaran, karena hampir seluruh kejadian harta benda milik korban mulai dari rumah, peralatan rumah tangga, barang elektronik dan lain-lain tidak berhasil terselamatkan.
[3] Tak ada korban jiwa
Masih beruntung, tingginya angka kasus bencana yang terjadi di kabupaten terluas di Pulau Jawa dan Bali ini tidak menimbulkan korban jiwa. “Angka kejadian bencana setiap bulannya selalu berfluktuasi, apalagi pada Agustus ini terjadi bencana gempa bumi dengan kekuatan besar walaupun bukan berpusat di Sukabumi, tetapi menyebabkan ratusan rumah warga rusak ditambah belasan fasilitas umum serta sosial,” tandas Daeng.
Daeng menambahkan bencana tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi, tetapi dampaknya bisa diminimalisasikan baik dari sisi kerugian materiil maupun nonmateriil. Salah satu cara yang mesti menjadi perhatian warga Sukabumi adalah tidak melakukan aktivitas yang bisa berpotensi terjadinya bencana.
Terutama sekali sekarang di masa musim kemarau yang hampir tiga bulan tidak turun hujan yang biasanya rawan terjadi bencana kebakaran, seperti selalu memeriksa kondisi aliran listrik, kompor dan lain sebagainya saat meninggalkan rumah.
editor’s picks
Suhu udara capai 15o celcius, 5 fakta di Sukabumi dingin sampai menusuk tulang
Sukabumi dan 19 Kokab di Jabar alami kekeringan, 5 update warganet mesti tahu
[4] Karhutla semakin sering terjadi
Indonesia kini sedang ramai dengan bencana karhutla di Sumatera terutama di Riau dan Kepri. Jangan salah, karhutla juga terjadi di Sukabumi dan semakin sering. Salah satunya kebakaran lahan akibat pembakaran lahan yang terjadi di Cimanggah, Kelurahan/Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Minggu lalu (11 Agustus). Beruntung, kobaran api berhasil dipadamkan petugas pemadam kebakaran (damkar) yang datang ke lokasi kejadian.
Sebelumnya, peristiwa kebakaran melanda lahan kosong seluas 150 meter persegi di Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Rabu (7 Agustus) sore. Kebakaran terjadi diduga akibat puntung rokok yang dibuang warga secara sembarangan.
Dua kebakaran itu terjadi di Kota, di Kabupaten pun terjadi. Salah satunya kebakaran lahan terbuka seluas dua hektare di Kampung Cipendey, Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi terbakar pada Selasa (13 Agustus) malam, sekitar pukul 19.00 WIB.
[5] Human error sebabkan kebakaran
Bulan Agustus ini merupakan puncak kemarau dan bahan-bahan mudah terbakar bisa didorong angin sehingga berpotensi meluas. Atas pertimbangan itu, BPBD meminta warga tidak sembarangan membakar lahannya.
BPBD meminta warga memastikan semua bahan yang mudah terbakar tetap harus terkendali dengan baik dan tidak lengah terhadap puntung rokok yang mudah menyulut api. Selain itu, kebakaran meluas karena ditambah angin yang menyebabkan merembet ke daerah sekitarnya. BPBD berharap warga segera melaporkan ke pihak BPBD bila mendapatkan kebakaran di wilayahnya agar bisa ditanggapi dengan cepat.
[(dari berbagai sumber]