Meskipun banyak kritik dan kecaman terhadap demokrasi, toh para pengritik belum mampu menghadirkan mekanisme politik baru yang kompatibel untuk perkembangan dunia modern.
Ada beberapa hal yang menjadi pembicaraan warganet dalam debat keempat calon presiden. Dari pernyataan Jokowi tentang Dilan, janji Prabowo mempertahankan Pancasila sampai titik darah terakhir, hingga persahabatan kedua calon presiden.
Nah, Gengs, gen XYZ Sukabumi pun tidak melewatkan acara debat ini di tempatnya asing-masing. Di Kota Mochi ini sekelompok pemuda bahkan mengadakan nonton bareng debat capres di salah satu kedai kopi di Jl. Jenderal A. Yani, Kota Sukabumi, Sabtu malam, 30 Maret 2019.
Simak kuy lima infonya, Gengs.
[1] Debat Capres keempat
Debat capres keempat dengan tema ideologi, pemerintahan, keamanan, dan hubungan internasional telah selesai digelar di Hotel Shangri-La Jakarta.
Jokowi hadir dengan ditemani Ma’ruf Amin di kursi penonton, sedangkan Sandiaga Uno tidak hadir karena menonton debat bersama pendukungnya di Jakarta Selatan.
[2] Moch Davit
Menurut Ketua Kordinator mudaberSATU Sukabumi Moch Davit acara nobar debat capres ini digagas sebagai bentuk konsolidasi para pendukung pasangan calon presiden nomor urut 02.
“Kegiatan ini kami gagas bersama untuk mengkonsolidasikan seluruh lapisan masyarakat Sukabumi yang pro terhadap Jokowi untuk semakin solid dalam melakukan gerakan di akar rumput, pasalnya kemenangan yang perlu kita wujudkan ini perlu dilakukan secara maksimal sebagai bentuk pencerdasan politik terhadap masyarakat Sukabumi,” jelas Davit.
BACA JUGA:
Catatan dari balik sejarah Balai Kota Sukabumi, dari Lie Ek Tong, resesi ekonomi, hingga sosok hitam
Ini 5 capres ganteng di Pilpres 2024, gen XYZ Sukabumi sreg yang mana?
Ribuan penyandang disabilitas dan ODGJ Sukabumi ikut Pemilu, 5 fakta gen XYZ mesti aware
[3] Avhes Didit
Sementara itu, aktivis senior Avhes Didit sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Baginya, acara tersebut menunjukkan meningkatnya tingkat kesadaran politik kaum muda Sukabumi.
“Sangat mengapresiasi apa yang digagas kelompok muda ini. Hal ini semakin mempertegas bahwa kesadaran pemuda Sukabumi sudah mulai terbangun untuk melek politik dan terlibat aktif dalam proses berdemokrasi di tahun politik ini,” papar Avhes.
Untuk itu, Avhes mendukung penuh hal-hal positif seperti itu terus digagas dan dilakukan untuk semakin mempertajam keinginan pemuda dalam berpolitik yang mendidik.
[4] Dewek Sapta Anugrah
Sementara itu, Sekretaris Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) Jawa Barat Dewek Sapta Anugrah mengatakan, acara nobar sesi debat capres keempat tersebut, antusiasme pengunjung dan komunitas yang diundang sangat luar biasa. “Ini menunjukan dukungan kepada pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin semakin tinggi di Sukabumi,” jelasnya.
Terlebih dalam sesi debat kemarin malam itu, Dewek menilai, tema yang diangkat cukup menarik. “Terlihat penguasaan materi yang disampaikan Jokowi lebih realistis dan disampaikan secara sistematis. Hal tersebut menjadi harapan kita bersama sebagai bangsa besar, berdaulat, dan berkepribadian sesuai dengan Trisakti Bung Karno.”
BACA JUGA:
Mengukur ulang peluang DOB Sukut dan Jampang, 5 update termutakhir gen XYZ Sukabumi mesti tahu
Yana Umar bantah Viking Persib Club dukung Jokowi, ramai #2019GantiKetum
[5] Memelihara demokrasi
Pemilu 2019 yang terdiri dari pemilihan anggota legislatif (Pileg) dan pemilu presiden dan wakil presiden (Pilpres) akan dilakukan secara bersamaan. Pemilu merupakan salah satu cara untuk mengimplementasikan sistem demokrasi yang kita akui sebagai mekanisme politik paling beradab di muka bumi. Pemilu adalah salah satu manifestasi dari demokrasi, dan dianggap sebagai mekanisme yang adaptif dan kekinian dalam memilih pemimpin.
Meskipun tidak sedikit kritik bahkan kecaman terhadap demokrasi, toh para pengritik itu belum mampu menghadirkan mekanisme politik (alternatif) baru yang benar-benar kompatibel untuk perkembangan dunia modern. Alih-alih menjadi penantang tangguh demokrasi yang berkembang pesat di Barat, komunisme Uni Soviet malah runtuh. Demikian pula pola dinasti-dinasti keagamaan di Timur Tengah, runtuh satu per satu.
Nah, Gengs, dari pendukung manapun kalian, baik pendukung pasangan capres 01 ataupun 02, yuk kita rawat dan kawal setiap proses demokrasi ini agar mencapai tujuan-tujuan mulianya, seperti dikemukakan Robert Dahl, seorang guru besar emeritus Ilmu Politik di Universitas Yale, Amerika Serikat, (1999).
Dahl berpendapat bahwa demokrasi memiliki 10 tujuan mulia, yakni menghasilkan dampak-dampak konstruktif seperti, menghindari tirani, menjamin hak-hak asasi, menjamin kebebasan umum, menentukan nasib sendiri, otonomi moral, menjaga perkembangan dan kehormatan manusia, menjaga kepentingan pribadi yang utama, persamaan politik, dan proses negara yang akan terus mencari kedamaian, serta kemakmuran.
Dari berbagai sumber